Jigsaw
adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s.
Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.
Berikut ini adalah skenario kegiatan metode
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw :
Keterangan :
·
5"
pertama, guru akan memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan termasuk bidang studi apa yang akan menjadi pokok bahasan
·
6" kedua, guru akan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok serta menjelaskan tugas untuk masing-masing kelompok. Kelompok
ini disebut kelompok awal
·
Siswa
diberi kesempatan untuk membaca materi selama 7" dan diharapkan siswa
dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya pada kesempatan ini
·
kemudian
siswa diberi Lembar Kerja (LK) dan diberi waktu 8" untuk mengerjakan
lembar kerja tersebut
·
Setiap
siswa dalam satu kelompok menyebar/pindah ke kelompok lain untuk mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang dipelajari oleh kelompok
lain. Siswa diberi kesempatan untuk berpindah-pindah kelompok selama 10"
dan siswa diharapkan dapat menyerap dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
dari kelompok lain.
·
Siswa
kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh selama
10".
·
Kemudian
salah satu anggota kelompok berlatih untuk memasukkan data ke komputer dengan
menggunakan program inspiration selama 20". Setelah itu siswa akan mebuat
peta konsep di komputer dan kelompok lain akan memasukkan informasi ke chart
yang telah disediakan. Pada tahap ini siswa diberikan waktu selama 20"
untuk menyelesaikan tugasnya
·
Pada
5" terakhir guru akan memberikan penguatan dari tugas yang harus
dikerjakan siswa di rumah
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model
pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1.
Mempermudah pekerjaan guru dalam
mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada
rekan-rekannya
2.
Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai
dalam waktu yang lebih singkat
3.
Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa
untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.
Dalam
penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu :
1.
Siswa yang aktif akan lebih mendominasi
diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi
masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus
menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari
tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
2.
Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan
berfpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila
ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih
tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan
materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
3.
Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus
pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas
tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
4.
Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan
kesulitan mengikuti pembelajaran